Sukma Pinilih Putri Pawenang: Tradisi Nyadran

By poetry - 21.33


Assalamu'alaikum teman-teman, sahabat terbaik yang menyejukkan hati?
Bagaimana kabar teman-teman di hari ini? Apakah libur sekolah bagi kakak-kakak yang berada di SD, SMP, SMA masih ato sudah terlewati? Ato teman-teman yang sekarang sudah masuk TK (kecil/ besar), atau bahkan yang baru masuk di play group sudah masuk ato sedang bersiap-siap ajaran baru?

Apapun aktivitas teman-teman mengisi liburan yang indah ini, Sukma berdoa teman-teman selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan, apalagi berkumpul dengan keluarga (mama, papa, uti, kung, oma, eyang, dan lain sebagainya). Baik untuk mengisi hari libur apalagi menjelang bulan puasa atau bulan ramadhan. Kemarin tepatnya hari Senin, 8 Juli 2012 Sukma bersama keluarga pergi bersilaturahmi dengan keluarga di desa, kami juga akan membersihkan makam kakek nenek, serta berdoa disana. Kami tidak sendirian, bersama keluarga besar. Dan ternyata kebiasaan ini sering dilakukan masyarakat Jawa yang umumnya tinggal dipedesaan, menjelang bulan sya'ban (perhitungan kalender hijriyah atau penanggalan Islam) atau sasi Ruwah (penanggalan Jawa).

Apakah teman-teman tahu apa itu Nyadran? baik menurut kratonpedia,
Nyadran berasal dari bahasa Sansekerta, Sraddha yang artinya keyakinan. Tradisi ini sudah berlangsung sejak jaman Hindu-Budha sebelum masuknya ajaran Islam ke tanah Jawa. Dan sejak abad ke-15  para Sunan atau yang dikenal dengan sebutan  Walisongo menggabungkan tradisi tersebut dalam dakwahnya untuk menyebarkan ajaran Islam supaya mudah diterima. Nyadran bisa dipahami sebagai sebuah simbolisasi hubungan antara seseorang dengan leluhur, dengan sesama dan hubungan dengan Tuhan. Bentuk kegiatannya adalah berupa acara massal membersihkan makam dan mendoakan para pendahulu supaya mendapatkan ampunan dan keselamatan dari Tuhan.
Pada bulan ini merupakan bulan yang penuh kebaikan, sehingga Nyadran menjadi sebuah keyakinan untuk memohon doa kepada Tuhan supaya mendapatkan ampunan dan keselamatan bagi para leluhur dan anak cucu generasi penerusnya. Pemandangan yang menarik dalam tradisi Nyadran ini adalah bentuk kebersamaan, gotong royong yang merefleksikan kerukunan serta kasih sayang dalam hubungan keluarga dan kemasyarakatan. Sebuah bentuk kegembiraan yang mungkin sederhana bagi kebanyakan masyarakat  di perkotaan, tapi merupakan kemewahan yang bahkan melebihi kemeriahan lebaran bagi masyarakat desa yang menjalaninya.

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments